BELAWAN | 24jamtop.com : Persoalan tanah di kawasan Pelabuhan Belawan seakan tak kunjung tuntas selagi para mafia tanah yang terus dibiarkan berkembang biak meski merugikan rakyat.
Sebagaimana yang terjadi adanya peninjauan ke lapangan dari pihak PT Multicon bersama pihak Penyidik Ditreskrimum Poldasu dan petugas BPN yang tak mengenakan baju dinas ke lokasi tanah dengan maksud mau mengukur mencari titik koordinat atas lokasi tanah yang diklaim tersebut.Kamis sekitar pukul 10.30 WIB (16/01/2025).
Kehadiran petugas tersebut juga tampak didampingi dari Kepling 12 Kelurahan Belawan Bahari, Kasi Trantib serta mewakili pihak Kecamatan Medan Belawan.
Setibanya di lokasi tanah tersebut petugas sempat adu argumentasi dengan pihak pemilik tanah atas nama H Samsul Bahri yang didampingi pengacaranya.
Situasi sempat tegang dan memanas ditambah lagi petugas BPN yang berhadir saat ditanyai sejumlah dokumen alas hak atas tanah belum bisa menunjukkan berkas kepemilikan atas tanah yang diklaim tersebut hingga akhirnya pertemuan penentuan titik koordinat atas tanah ditunda dan petugas pun membubarkan diri.
Kami palingan mengambil dulu data, baru kita olah di kantor, saya tidak bisa menjawab disini" Ungkap petugas BPN belum diketahui pasti dari Tingkat 1 atau Tingkat II.
Pada kesempatan itu H Samsul Bahri selaku Penasehat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Medan Belawan meminta kepada Presiden Prabowo yang saat ini memimpin Republik Indonesia dapat memberantas praktik mafia tanah serta menyeret oknum pejabat yang terlibat dalam kasus mafia tanah yang merugikan rakyat.
Saat diwawancarai lebih lanjut dikatakan H Samsul Bahri selaku pemilik tanah seluas 3022 M2, dimana Dasar pemilikan tanah saya ini, memang saya beli tanah ini tahun 2004-2005, karena saya beli tanah ini tiga kali beli, jadi ada tiga tempat.
Kemudian pada tahun 2013 saya digugat oleh PT Multikon, dia bilang ini tanah milik mereka atas sertifikat nomor 15, terakhir transaksi mereka jual beli terjadilah Keluarlah HGB.
Jadi ironisnya mereka itu mengaku ngaku bahwasanya tanah saya itu adalah tanah mereka, Kemudian saya tanyakan pihak mereka alamat tanah saudara itu dimana? dia bilang jalan bebas hambatan desa Belawan II, sementara alamat tanah saya ini Jalan Pelabuhan 1 Kelurahan Belawan Bahari kan gak nyambung.
"Kemarin sewaktu saya dipanggil di Polda, diminta keterangan sudah tertulis bahwasanya dinyatakan disitu pihak PT Multicon beralamat kan jalan bebas hambatan desa Belawan II dulu sekarang sudah diganti katanya Jalan Pelabuhan 1 Belawan Bahari, saya pertanyakan itu dari mana perubahannya, karena yang dirubah ini bukan jalan dari desa ke kelurahan yang sudah pemekaran minimal ada perdanya atau Pergubnya."ucap samsul.
"Jadi mereka menyampaikan mau mengukur tanah saya melihat titik koordinat tentu saya menolak kalau tanah dia Belawan II sebelah sana disini Belawan Bahari ya ukur dong disana, kadang kadang penegak hukum tidak jeli."ujarnya.
Setiap orang membuat laporan semua ditanggapi tapi tidak betul- betul dilihat, Kan sudah jauh berbeda, Kelurahan Belawan 2 dengan Kelurahan Belawan Bahari, Kan jauh kali, makanya kedatangan mereka kesini terpaksa saya tolak karena tak sesuai.
sementara tanah inikan kepemilikannya bukan hanya saya, karena saya memperjuangkan ada 20 masyarakat disini yang teraniaya, dia bilang tanah itu tanah mereka, jadi jangan semena mena mereka.
Jelasnya mereka tidak bisa membuktikan kepemilikan mereka yang mana katanya itu tanah dia, makanya mereka kita usir.
Lebih lanjut dikatakan Samsul, sesuai surat SHM dari mereka (PT Multicon-red), pada tahun 1978 tanah ini dinyatakan Belawan 2, kemarin sempat saya sanggah, padahal kemarin saat transaksi Bambang Susilo dengan PT Multicon itukan tahun 2012, kalo memang itu alamatnya tidak benar, kenapa tidak diperbaharui?, dan halnya saya mendapatkan surat yaitu Peraturan Gubenur (Pergub) nomor 1404078/K/1978 dinyatakan, bahwasannya tanah milik saya ini sudah Belawan Bahari, berarti dasar sertifikat mereka itu diduga palsu.
Karena tahun 1978 surta mereka beralamatkan jalan bebas hambatan Belawan 2 sementara surta saya miliki pada tahun 1978 sudah Belawan Bahari, artinya mereka mau menyerobot, Memang mereka ini betul- betul mafia, karena saya orang Belawan jadi mengetahui betul,Jelasnya.
Pada kesempatan itu Penasehat PAC GRIB Jaya Medan Belawan ini mengharapkan pada Pemerintah khususnya untuk Presiden Prabowo dan Menteri Agraria RI apalagi sekarang ini sedang mengebu- gebu untuk memberantas mafia tanah ini, Nah..tolonglah sekarang di Belawan ini banyak yang teraniaya, mungkin masih ada lagi yang lian- lain kita belum tahu, ini sangat- sangat ironis orangya, orangnya itu- itu juga mafianya.
"Upaya saya untuk tetap mempertahankan hak atas tanah yang saya miliki ini, saat ini saya sudah berupaya membuat gugatan ke Pengadilna Negeri Medan pada tanggal 18 Desember 2024 lalu hingga kini masih dalam proses diadakan mediasi."Kata Samsul.
Sementara itu Ani Putra Sitorus SH dari LBH.Univetsitas Harapan Medan sebagai kuasa hukum kasus Perdata H Samsul Bahri menambahkan, kedepannya mengharapkan kepada aparat hukum kepolisian kiranya dapat menunggu, biarkan proses hukum bergelar berproses sampai nanti ada kekuatan hukum yang incrah dari Pengadilan.
Yang jelas pada posisi ini , pihak polisi (penyidik) belum dapat memastikan objek perkara dalam hal ini terjadi Obscrilibel tak jelasnya objek perkara.
Maka kami berharap dan kami menyatakan sikap kami bahwa kami menolak proses penyelidikan sampai dengan adanya putusan pengadilan kasus perdata yang inkrah.
Jadi seperti yang dikatakan Pak Samsul tadi sekarang ini sedang relatif marak kasus dimana banyak orang yang tidak memiliki tanah mengaku- ngaku sebagai pemilik tanah.
Kita berharap proses pelaporan pidana yang diduga diadukan atas klien kami ini ditunda atau diposkan dulu sampai adanya putusan dari pengadilan negeri atau pengadilan Mahkamah Agung yang mengadili kasus Perdata Pak Samsul berkekuatan hukum tetap (Incrah).
Karena jelas tadi kita dari keterangan awal pihak.penyidik juga tidak mampu memberikan kejelasan terhadap objek perkara artinya masih terjadi Obssculiber objek yang tidak jelas sehingga bagaimana mungkin kasus ini dapat dilanjutkan.
Makanya harapan kami, tunggu dulu proses perkara Perdata yang sedang kita ajukan sehinga kita ajukan gugatan ke pengadilan sampai berkekuatan hukum tetap nanti kita buktikan disana siapa yang sebenarnya pemilik tanah ini.Tutup Kuasa hukum tersebut.@Rd