Iklan

Iklan

Pemuda Muslim Indonesia Sumut : Menolak politik identitas dan penggunaan tempat ibadah sebagai sarana kampanye pada pemilu 2024

24JAMNews
02 Juli 2023, 21:29 WIB Last Updated 2023-07-02T14:30:31Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


SUMUT | 24jamtop.com : Seiring dengan hangatnya pesta demokrasi dalam waktu dekat lebih tepatnya 2024 nanti maka dengan itu Pengurus Wilayah Pemuda Muslim Indonesia ( PMI ) Sumut melaksanakan Ngobrol Politik (Ngopi) dengan tema “Menolak politik identitas dan penggunaan tempat ibadah sebagai sarana kampanye pada pemilu 2024.


Ada pun acara Ngobrol Politik (Ngopi) dilakuan di Sobat Coffe, Jln. Sriwijaya No. 2 yang dihadiri 20 orang lebih peserta yang dimana hadir sebagai pembicara Ketua PW Pemuda Muslimin Indonesia (PMI) Sumut Jonson Sihaloho, SHi dan Dr.Suasana Nikmat Ginting, MS.


Diskusi berlangsung dengan metode 2 arah atau disebut tanya jawab antara peserta dan pembicara dengan Ketua moderator Sdr Alif Sabhana Humas PMI Sumut.


Menurut Jonson Sihaloho, ummat Islam khususnya, harus bisa memahami pentingnya politik dalam berbangsa dan bernegara. Sebab, tanpa ikut serta dalam politik maka dipastikan orang lain yang akan mengambil kekuasaan. ” Untuk itu kita harus mengatakan politik yes, Primordialisme buta no” ujarnya


Masyarakat menurut Jonson Sihaloho yang juga merupakan politisi PPP Sumut ini harus bisa mendapatkan informasi yang jelas terhadap pilihannya termasuk apa program yang ditawarkan kepada masyarakat. Jangan sekedar terjebak dengan simbol, ataupun rasa kesukuan ataupun kelompok yang mengakibatkan setelah terpilih nantinya sang calon akan melupakan selama 5 tahun ke depan.


Hal senada juga disampaikan pemateri Dr.Suasana Nikmat Ginting, MS bahwa jangan membiarkan ada oknum-oknum yang mengatasnamakan agama atau kesukuan hanya menunggangi masyarakat untuk kepentingan nafsunya merebut kekuasaan. Setelah dipilih maka dia tidak perduli dengan masyarakat yang mendukungnya.


“Perlu bekerjasama dengan organisasi kepemudaan, seperti, Pemuda Muslimin Indonesia yang melakukan diskusi dalam kerangka mensosialisasikan pemilu dan mencerdaskan masyarakat pemilih,” ujar Ginting.


Baginya, semua pihak harus bisa bertanggungjawab agar pemilu bisa melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan yang lebih baik.


Sedangkan pemateri lainnya, Dr. Ansari Yamamah melihat Primordialisme sesungguhnya memiliki sisi positif dalam berbangsa dan bernegara. Dan itu merupakan bagian yang inheren dalam diri manusia. Tetapi, diakui oleh Ansari Yamamah, kalau Primordialisme politik digunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab maka, bisa menjadi kerawanan dalam pemilu. Bahkan bisa melahirkan konflik antar suku ataupun antar agama.

“Ini yang harus diantisipasi oleh semua pihak, jangan sampai merusak keragaman dan kedamaian yang sudah tercipta di NKRI ini,” ujarnya.


(Yunus)

Komentar

Tampilkan