HUMBAHAS | 24JAMTOP.COM
Warga Dusun Ambalo, Desa Sion Sibulbulon, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dihebohkan dengan kabar makam Raja Sisingamangaraja XII dibongkar orang.
Peristiwa itu bermula saat warga mengamankan 11 orang dari luar daerah yang kepergok mengambil tanah di sekitar lokasi makam Sisingamangaraja XII di desa itu, pada Jumat (1/7) kemarin, sekitar pukul 17.00 WIB.
"Jadi warga Dusun Ambalo awalnya menyetop mobil L300 yang membawa muatan dua buah peti kecil yang di dalamnya ada kain putih berisi tanah," kata Kepala Desa Sion Sibulbulon, Jumrin Nahampun, Sabtu (2/7).
Dia menyebutkan, di dalam minibus itu, selain ada dua peti berisi tanah dalam kain putih, juga ditumpangi 11 orang. Mereka baru saja menggali tanah di sekitar makam Sisingamangaraja XII.
Sekelompok orang tersebut berasal dari sejumlah daerah, mulai dari Lampung, Pekanbaru, Bekasi, Palembang, Kabupaten Toba dan Humbahas. Mereka semua masih dalam satu garis keturunan.
Warga awalnya curiga, sekelompok orang tersebut telah membongkar makam Sisingamangaraja XII. Mereka langsung menghubungi kepala desa untuk mengecek makam Raja Batak itu.
"Di dalam mobil itu ada berisi 11 orang dan baru saja dari areal makam Sisingamangaraja XII. Lalu warga menghubungi dan saya langsung datang ke lokasi," tambahnya.
Dia pun menjelaskan sewaktu ke lokasi sempat mengecek makam Sisingamangaraja XII, ternyata rombongan tersebut mengambil tanah di bawah bambu dekat makam namun di luar areal makam Sisingamangaraja XII. Makam pemimpin warga Batak itu masih aman.
"Alasan mereka datang karena neneknya (yang sudah meninggal) datang ke mimpi dan membisikkan ada bagian tubuhnya di Desa Sion Sibulbulon. Nenek mereka kemudian yang menuntun sampai ke lokasi tersebut," ucapnya.
Jumrin menjelaskan warga marah kepada rombongan tersebut karena tidak izin terlebih dahulu kepada pengetua atau tetua adat atau pihak terkait saat ingin ke makam Sisingamangaraja XII.
"Kata mereka tanah itu mau dibawa ke Desa Matiti," ujarnya.
Setelah itu, dia pun menghubungi polisi untuk mengamankan 11 orang tersebut agar tidak memicu kemarahan warga sekitar. Mereka semua kemudian dibawa ke Polsek Parlilitan.
"Hari ini sempat ada mediasi yang dilakukan dan hasilnya tanah tersebut dikembalikan lagi ke tempat semula. Dan kalau memang rombongan itu merasa ada jejak sejarah neneknya di situ, alangkah lebih baik dibicarakan dahulu ke pengetua adat dan pihak terkait lainnya. Sebelas orang itu juga dilepas," tutupnya. (ok)