Iklan

Iklan

Kasus Baru Covid-19 Di Sumut Capai 1.406 Orang

09 Agustus 2021, 00:11 WIB Last Updated 2021-08-08T17:11:23Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

MEDAN | 24JAMNEWS.TOP


Kendati mengalami penurunan, dari sebelumnya mencapai di atas 2.000 kasus, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih mencatatkan angka yang tinggi untuk penambahan kasus baru Covid-19, Minggu (8/8).


Berdasarkan data Kemenkes RI yang disampaikan BNPB menyebutkan, Sumut kali ini memperoleh penambahan sebanyak 1.406 kasus baru konfirmasi positif.


Atas penambahan tersebut, maka saat ini akumulasi kasus Covid-19 di Sumut naik dari 70.443 menjadi 71.849 orang. Dari penambahan itu, Sumut juga mencatatkan diri sebagai Provinsi keenam terbanyak dalam menyumbangkan 26.415 kasus baru nasional.


Sementara itu, untuk angka kesembuhan, Sumut mencatatkan penambahan 505 orang, sehingga akumulasinya naik dari 44.957 menjadi 45.462 orang. Namun secara nasional, Sumut hanya menempatkan diri sebagai Provinsi ke-18 yang menyumbangkan 48.508 kasus sembuh di Tanah Air.


Sedangkan untuk kasus kematian, Sumut mencatatkan penambahan 35 orang, sehingga akumulasinya naik dari 1.628 menjadi 1.663 orang, sekaligus menjadi Provinsi kesembilan terbanyak dalam menyumbangkan 1.498 kasus kematian di Indonesia.


Oleh karena itu, berdasarkan data tersebut, maka kasus aktif Covid-19 di Sumut terus naik dari 22.892 menjadi 24.724 orang.


Kolaborasikan Sektor Hulu Dan Hilir


Sebelumnya, saat melakukan rakor di Sumut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito meminta kepada Pemerintahan Provinsi Sumut agar mengkolaborasikan sektor hulu dan hilir dalam penanganan Covid-19. Dia menjelaskan, sebab bila hulunya dapat ditangani, maka hilirnya juga akan tertangani.


Oleh karena itu dia berharap, pengendalian Covid-19 nantinya dapat dirubah dari pandemi menjadi endemi, dengan strategi 3M dan minimal 1M yaitu masker. “Masker ini kewajiban sebagai alat pelindung diri utama, karena penularannya melalui droplet,” jelasnya


Strategi kedua, lanjut dia, adalah dengan capaian vaksinasi yang tinggi, karena tidak ada yang imun terhadap Covid-19. Selanjutnya mencegah penyebaran dengan 3T, dan melalui hasil testing harus ditindaklanjuti.


Selain itu, terang dia, untuk mencegah Covid-19 Satgas juga membuat empat lapisan. Dia memaparkan, pertama adalah mencegah penularan antar negara dengan cara screening, membatasi mobilitas pelaku perjalanan dalam negeri, PPKM mikro tingkat komunitas atau lingkungan dan membuat posko-posko.


“Bila mengatasi hulu dengan baik maka kita dapat menekan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan yang ada,” ujarnya.


Selanjutnya untuk di hilir, harus melakukan penataan dengan peningkatan fasilitas kesehatan. Dia membeberkan saat ini sudah terjadi ketidakseimbangan dengan terjadinya over kapasitas. Di sisi lain rumah sakit juga kekurangan sarana, karena di hulu kurang solid.


Oleh karena itu, imbuh dia, pasien harus dikelompokkan sesuai gejala, baik OTG, ringan, sedang dan kritis. Untuk OTG ringan bisa melakukan isolasi mandiri, dengan kriteria berusia di bawah 45 tahun, tidak memiliki komorbid, rumah dan lingkungan memenuhi syarat, serta saturasi di atas 95 persen.


Kemudian untuk isolasi terpusat, syaratnya berusia di atas 45 tahun, memiliki komorbid, rumah tidak memenuhi syarat dan ada anggota keluarga usia lanjut yang memiliki komorbid. Karenanya dia menekankan, penata kelolaan sektor hulu dan hilir ini harus dikolaborasikan.


“Karena yang merasakan betul adalah masyarakat, sebab Covid-19 ini sektornya juga manusia dan pembawanya adalah manusia makanya yang terdampak manusia,” tandasnya. (*/OK)


Komentar

Tampilkan