Iklan

Iklan

Diduga Terlibat Jaringan Teroris, Densus 88 Anti Teror Tangkap Pedagang Sate Keliling di Medan

14 Agustus 2021, 00:22 WIB Last Updated 2021-08-13T17:22:06Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

MEDAN | 24JAMNEWS.TOP


TIM Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT), dikabarkan mengamankan sejumlah pria terduga teroris dari lokasi terpisah di Medan, Jumat (13/8), satu diantaranya berprofesi sebagai pedagang sate keliling.


Dari sejumlah pria yang diamankan, tiga diantaranya disebut disergap petugas di kawasan Sei Mencirim, Sunggal. Sedangkan satunya lagi di Lingkungan XI, Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Medan Johor.


Informasi dihimpun menyebutkan, warga sekitar Jalan Tritura, Lingkungan XI, Kecamatan Medan Johor, sempat geger karena adanya penangkapan tersebut. Polisi berpakaian sipil mengamankan seorang pria berinisial H berusia sekitar 30 tahun dan berprofesi sebagai penjual sate keliling.


"Sekitar jam 09.00 WIB, sejumlah orang berpakaian preman dan berbadan tegap terlihat mengamankan seorang pria yang selama ini diketahui sebagai penjual sate," sebut warga yang tidak bersedia menyebut namanya.


Menurut warga, H merupakan menantu penghuni/pemilik salah satu rumah di Lingkungan XI, Medan Johor. H disebut kurang bermasyarakat dan terkesan sangat tertutup.


Kepala Lingkungan XI, Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Medan Johor, Yusmidar, mengakui adanya penangkapan terduga teroris tersebut di sekitar tempat tinggalnya. "Benar, pagi tadi saya ditelpon dengan orang Brimob. Saya disuruh mendampingi mereka saat mengamankan H," ujarnya.


Dia menyebut, H diamankan sejumlah petugas berbadan tegap sekitar jam 09.00 WIB. "Sekitar pukul 9 pagi lah diamankan. Yang dibawa cuma H. Kalau untuk barang bukti yang saya lihat, sepeda motor dan HP saja yang dibawa," ungkapnya.


Dia memastikan H bukan warganya. Namun, H yang diperkirakannya masih berusia 30-an tahun sering berkunjung ke rumah mertuanya di lingkungan tersebut. "Kalau yang diamankan itu bukan warga saya. Namun, dia datang ke rumah mertuanya. Nah, mertuanya itu warga saya. Dia diamankan saat beli sarapan di kawasan rumah mertuanya. Jadi polisi bawa dia ke rumah mertuanya," bebernya.


Belum diperoleh keterangan resmi dari pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengaku belum memperoleh informasi atau data penangkapan terduga teroris tersebut di Medan.


"Saya belum dapat keterangan apapun tentang penangkapan itu. Biasanya, kalau (maksudnya penangkapan) belum ada keterangan, karena masih pengembangan," tandas Hadi. 


Guru Ngaji di Binjai Diamankan 

SELAIN di Medan, Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri juga turun ke Binjai. Di sana, sebuah rumah bercat hijau milik DI (44) di Jalan Yos Sudarso, Gang Aisyah, Lingkungan IX, Kelurahan Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara, digeledah, Jumat (13/8) siang.


Hasilnya ditemukan sejumlah barang bukti. Seperti 7 buah buku berjudul : Zionis & Syiah (1 buku), Suara Syam (1 buku), Mewaspadai penyimpangan Neo Murji"ah (1 buku), Membongkar kesesatan Gafatar (1 buku), Sehat dan Kaya dengan sedekah (3 buku).


Serta barbut lainnya yaitu, 1 unit Buku Tabungan Bank Mandiri Syariah, 1 unit ATM Bank Mandiri Syariah, 1 unit Kartu NPWP, 2 Unit Hand Phone masing masing 1 HP merk Nokia, 1 HP Android, 1 Sertifikat Wakaf Tunai Program Sejuta Donatur untuk Ponpes Tahfiz Alquran Al Huda Gratis, 1 berkas Copy bertuliskan Arab, 1 KTP, 1 Lembar Foto Copy KTP atasnama Dudi Iskandar, 1 Kartu Umroh dan Haji Plus (Tawassu) dan 1 Kartu BSM.


Menurut informasi yang beredar, penangkapan terduga teroris berinisial DI merupakan pengembangan dari pengamanan terduga teroris lainnya dari daerah mencirim, Kabupaten Deli Serdang, yang berhasil diamankan sebelumnya.


Camat Binjai Utara, Adri Rivanto SSTP saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersebut.


"Benar, sebelum Sholat Jumat tadi ada penangkapan terhadap warga kita yang diduga terlibat aksi terorisme," kata Adri Rivanto, Jumat (13/8) siang.


Hal senada juga disampaikan Kepala Lingkungan IX, Suyoto. Dijelaskannya bahwa DI sendiri merupakan warga pendatang di kampung ini. "Dia menetap disini pada tahun 2012 lalu," ucapnya.


Dalam kesehariannya, kata Suyoto, DI dikenal jarang bersosialisasi dengan warga sekitar sini. Pun begitu, DI yang merupakan ayah dari 6 orang anak tersebut dikenal ramah mau bertegur sapa dengan warga sekitar.


"Orangnya memang agak tertutup tapi kalau jumpa ya mau juga kalau untuk sekedar bertegur sapa," ucapnya.

Suyoto sendiri mengenal DI hanya sebatas sebagai seorang guru ngaji di rumah Tahfiz dekat kediamannya. Selain daripada itu, Suyoto tidak tau persis kegiatannya di luar sana seperti apa.

"Jujur aja gak nyangka juga tadi dikabari kalau DI dibawa polisi karena katanya diduga terlibat radikalisme atau teroris gitu. Karena setau saya dia cuma guru ngaji biasa," ujarnya.


Pantauan di lokasi, pasca penangkapan rumah kediaman DI tampak sepi dan tertutup. Hanya terlihat ada beberapa wanita berpakaian cadar serba hitam duduk di samping sebelah rumahnya.


Tim wartawan yang coba menggali informasi di lingkungan sekitar rumah DI tidak dapat banyak memperoleh penjelasan. Kebanyakan jiran tetangga disana memilih bungkam saat ditanyai tentang DI.

"Gak kenal pak dan saya tidak tau apa-apa kalau soal itu," ujarnya.


Begitu juga saat wartawan hendak bertanya-tanya dengan beberapa ibu-ibu yang sedang duduk di samping rumah DI. 


"Buat apa lagi nanya-nanya bang karena kan orangnya juga sudah dibawa sama polisi," ucap seorang perempuan diduga istri DI dengan mata berkaca-kaca seperti menahan kesedihan. (*/ok)

Komentar

Tampilkan