masukkan script iklan disini
GLOBALMEDAN.COM - JAKARTA, Presiden Joko Widodo dipastikan batal hadir di acara puncak Sail Nias di Teluk Dalam, Nias Selatan, Sumatera Utara. Hal tesebut terkait faktor masih berkabung nasional atas meninggalnya mantan Presiden BJ Habibie.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly di Teluk Dalam, Jumat (13/9/2019, mengatakan Presiden Joko Widodo tidak jadi menghadiri acara puncak Sail Nias 2019 dan menugaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk menghadiri acara yang akan dimeriahkan penampilan 500 penari perang.
"Sejumlah menteri besok akan datang bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Ada Menteri Pariwisata, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti," kata Yasonna yang juga Ketua Panitia Sail Nias 2019.
Ia menambahkan secara umum persiapan acara puncak Sail Nias 2019 sudah matang, dimana nantinya akan dimeriahkan atraksi terjun payung, tarian massal 500 penari, lompat batu yang dibawakan 100 orang dengan membawa bendera merah putih.
"Kami berharap acara besok akan sukses, semua persiapan maupun sejumlah acara yang sudah digelar dalam rangkaian sail Nias dapat berjalan dengan baik. Semua yang sudah dilaksanakan berjalan dengan baik seperti festival kopi, Wonderfull Nias Ekspo dan Surfing dan besok adalah acara puncaknya," jelasnya.
Sail Nias 2019 merupakan acara layar ke-11 yang digelar pemerintah Indonesia sejak 2009. Meski telah dikenal dunia sebagai titik selancar nomor dua setelah Hawaii, Nias diharapkan akan lebih banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan setelah perhelatan tersebut.
Selain acara puncak pada 14 September 2019, rangkaian kegiatan Sail Nias telah dimulai Mei 2019 dengan "yacht rally". Selain itu,ada festival lompat batu se-kepulauan Nias, parade kapal nelayan tradisional, gebyar kopi, hingga lomba voli pantai.
Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, mengatakan kegiatan sail bertujuan untuk mengangkat keunikan masing-masing daerah pelaksana. Khusus di Sail Nias akan mengangkat keunikan ombak untuk selancar (surfing).
Untuk mendukung potensi tersebut, digelar pula ajang olahraga selancar internasional Nias Pro International Surfing yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pariwisata. Selain menggelar lomba selancar, pemerintah juga menggelar tur diplomatik yang diikuti oleh duta besar negara-negara sahabat. Ada 11 dubes di antaranya dari Rusia, Afganistan, Bosnia-Herzegovina, Slovakia, Lebanon, Srilanka, Peru, Italia, Ceko, Papua Nugini dan Panama yang hadir.
"Kementerian Luar Negeri sudah mengkoordinasikan dengan baik sehingga dubes negara-negara besar sekelas Rusia dan Italia mau datang ke sini karena merasa aman dan ingin melihat atraksi Hombo Batu secara langsung," ungkap Safri.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo menyatakan Sail Nias adalah pintu untuk mengenalkan budaya dan potensi wisata Nias ke dunia. "Sail ini adalah agenda rutin yang jadi wadah untuk menunjukkan bahwa Indonesia banyak punya lokasi wisata yang tidak kalah dengan negara lain," katanya.
Widodo menambahkan potensi Nias yang besar tidak hanya lautnya tetapi juga tanahnya karena wilayah itu dikenal dengan pertaniannya. "Nias ini tidak kalah dengan destinasi wisata lain di dunia. Oleh sebab itu, Sail Nias ini kita fokuskan untuk mempromosikan destinasi wisata di Nias," ujarnya. (at)